Ada 4 tingkat rezeki dari Allah:
1. Rezeki yang dijamin oleh Allah swt untuk setiap makhluk,
termasuk manusia yang berakal. Ertinya Allah akan memberikan makan, minum untuk
makhluk hidup di dunia ini. Ini adalah rezeki dasar yang terendah, seperti kita
lihat orang-orang yang tinggal di hutan-hutan, mereka dapat tetap hidup
walaupun tanpa ilmu Al Quran, Injil ataupun Taurat. Begitu pula orang-orang
yang tinggal di kota-kota, walaupun ia tidak ada ilmu atau malas bekerja, ada
sahaja orang yang membantu mereka untuk memberi makan. Apakah Anda ingin
seperti itu? Jika mahu Anda pasti akan mendapat bantuan dari orang lain atau
famili. Tak usah takut kalau tidak akan makan. Semua rezeki dijamin Allah swt.
Pertanyaannya, apakah hidup kita ini hanya untuk makan?
2. Rezeki tingkat kedua adalah Allah akan memberikan rezeki
kepada manusia dengan penuh keadilan dan kebijaksanaan. Allah akan memberikan
rezeki sesuai dengan apa yang dikerjakannya. Ertinya kalau ia bekerja dua jam,
dapatlah hasil yang dua jam. Kalau kerja lebih lama, lebih rajin, lebih
berilmu, lebih bersungguh-sungguh, ia akan mendapat lebih banyak. Allah Maha
Adil. Kalau orang ingin mendapatkan rezeki lebih banyak, ia haruslah belajar
lebih banyak dan bersungguh-sungguh bekerja. Itu adalah kuncinya.
3. Rezeki tingkat ketiga adalah rezeki yang
"ditambah" oleh Allah swt. Inilah rezeki yang diberi kepada
yang diinginkan oleh Allah swt. Kalau kita pandai pandai mensyukuri pemberian
Tuhan dan manusia, Allah akan tambahkan. Kita dapat merasakan kasih sayang
Allah swt kepada kita, kerana rezeki dan kebahagian selalu ditambahkan.
Pemberian Tuhan : waktu, akal, panca indera digunakan untuk mencari ilmu dan
bekerja bersungguh-sungguh, maka rezeki akan jauh lebih baik dari pada orang
orang yang tidak ada ilmu, seperti contoh orang-orang hutan Brazil.
Bertahun-tahun rezekinya tetap sahaja mencari akar tumbuh-tumbuhan. Atau
orang-orang kota yang kurang ilmunya (malas) maka rezekinya lebih sedikit. Atau
suatu bangsa yang rajin membaca buku, maka bangsanya lebih makmur daripada
bangsa yang malas mencari ilmu. Lihatlah Jepun atau negara-negara Barat yang
rajin membaca buku yang bermanfaat dan sudah menjadi budaya pada rakyatnya.
Hidup mereka lebih sejahtera. Contoh kedua: orang yang pandai mensyukuri
bantuan dari teman-temannya, atau dari siapa sahaja, ia akan mudah mendapat
bantuan selanjutnya, tapi kalau ia tidak pandai mensyukuri, atau tidak pandai
berterimakasih akan bantuan yang sudah diterimanya (bukan hanya berterimakasih
dimulut sahaja) maka ia tidak akan dapat bantuan lagi. Hidupnya akan susah
lagi. Bukan Allah yang menghendaki, tetapi ia sendiri yang tidak pandai
bersyukur.
Orang-orang yang pandai, bersyukurlah kerana mendapat rezeki
dan kebahagian yang lebih banyak. Janji Allah tidak meleset sedikit pun! Orang yang pandai bersyukurlah yang dapat
hidup bahagia, sejahtera dan tenteram. Usaha-usahanya akan mendapat kejayaan,
kerana Allah tambahkan selalu. Kekayaannya digunakannya di jalan Allah, sangat dermawan,
pangasih penyayang, taat menjalankan ibadah. Semoga Allah menggolongkan kita
kepada golongan orang-orang pandai bersyukur.
"Dan sesungguhnya Kami telah memberi kepada Luqman,
hikmat kebijaksanaan, (serta Kami perintahkan kepadanya): Bersyukurlah kepada
Allah (akan segala nikmatNya kepadamu) dan sesiapa yang bersyukur maka
faedahnya itu hanyalah terpulang kepada dirinya sendiri dan sesiapa yang tidak
bersyukur (maka tidaklah menjadi hal kepada Allah), kerana sesungguhnya Allah
Maha Kaya, lagi Maha Terpuji." Q.S Luqman : 12
"Dan Kami wajibkan manusia berbuat baik kepada kedua ibu
bapanya; ibunya telah mengandungnya dengan menanggung kelemahan demi kelemahan
(dari awal mengandung hingga akhir menyusunya) dan tempoh menceraikan susunya
ialah dalam masa dua tahun; (dengan yang demikian) bersyukurlah kepadaKu dan
kepada kedua ibubapamu; dan (ingatlah), kepada Akulah jua tempat kembali (untuk
menerima balasan)." QS Luqman : 14
"Apa jua kebaikan (nikmat kesenangan) yang engkau dapati
maka ia adalah dari Allah dan apa jua bencana yang menimpamu maka ia adalah
dari (kesalahan) dirimu sendiri dan Kami telah mengutus engkau (wahai Muhammad)
kepada seluruh umat manusia sebagai seorang Rasul (yang membawa rahmat) dan
cukuplah Allah menjadi saksi (yang membuktikan kebenaran hakikat ini)." QS
An-Nisaa' : 79
"Orang-orang yang pandai bersyukur kepada Allah bererti
ia pandai pula bersyukur kepada manusia, begitu pula sebaliknya." HR
Baihaqi
4. Rezeki ke empat Allah berfirman; "Orang-orang yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah, Allah akan berikan rezeki dari sumber yang
tidak diduga duga." Jadi rezeki yang ke empat ini amat istimewa, tidak
semua orang yang boleh menerimanya, kecuali orang yang betul-betul bertaqwa
kepada Allah swt. Tanda orang bertaqwa adalah; Kalau disebutkan ayat-ayat Allah
kepadanya maka menggigil hatinya ketakutan. Cuba kaji diri bagaimana ketaqwaan
kita kepada Allah? Sudahkan kita ketingkat orang yang bertaqwa seperti diatas? Semakin
diri ini kenal dan takut akan Allah dan mencintai Allah, ertinya makin bertaqwa
maka Allah akan bantu. Rezeki Allah akan tambah dari sumber yang tidak diduga.
Jadi orang bertaqwa rezekinya banyak dan mudah. Kalau sedikit rezeki (miskin)
pertanda ia kurang bertaqwa kepada Allah swt. Demikianlah Allah mengatakan
dalam Al Quran. Janji Allah tidak pernah meleset dan selalu tepat.
Percayalah, hanya Allah maha
mengetahui dan Maha Hebat. Mudah saja,
percaya dan yakin pada Dia, belajar kenal Dia, Dia (Allah) akan beri segalanya
dan beri apa yang terbaik untuk hambaNya.
Kerana Dia Maha mengetahui.
Apapun niat itu harus diutamakan.
Niat itu penting. Tatkala mencari
rezki letakkan seawalnya pada Allah.
Saya Da’ei bukan mufti. Moga moga bermanfaat.
Naura Sabihah
edit by
Rahman Shariff
No comments:
Post a Comment